Selasa, 03 April 2012

Wishes List


Wishes list          :
1.    Want to buy oxford dictionary in May
2.    Want to buy more than one English novel in 2012
3.    Want to buy prayer beads
4.    Wearing veil after getting married
5.    Working in foreign company
6.    Working in advertising
7.    Working in Department of Foreign Affairs
8.    Want to have a restaurant
9.    Want to have home that has second floor
10.  Want to have a wide yard
11.  Having many collection of flower
12.  Having minimalist home
13.  Visiting Makah
14.  Bringing my parents to haj pilgrimage
15.  Completing my parents necessity
16.  Renovating my parent’s home
17.  Making business for my parents
18.  Having a boarding house that has twenty five rooms
19.  Having business with friends
20.  Having many collection of books that can motivate, English literature novels, humor books
21.  Having a library in home
22.  Having collection of shoes
23.  Having collection of bags
24.  Can speak other language, besides English and Indonesia
25.  Smooth of speaking English
26.  Making my parents proud of me
27.  Having sport tools
28.  Having healthy body
29.  Having income more than four million for a month
30.  Walking around Italy
31.  Walking around Belanda
32.  Picking tulip in Belanda
33.  Can dress up by myself
34.  Being a wealthy person
35.  Being a philanthropist person
36.  Want to keep fasting Monday-Thursday
37.  Want to tahajud praying in night
38.  Having tablet (gadget)
39.  Having clothes collection
40.  Having much relations
41.  Getting married in twenty-four ages
42.  Want to make my short story put on magazine
43.  Having minimalist furniture
44.  Having tools of cake
45.  Having happy family
46.  Having a huge bedroom
47.  Having flowerbed in my back home
48.  Visiting and walking around Lombok
49.  Visiting and walking around Korea Selatan
50.  Visiting and walking around Spanyol
51.  Visiting and walking around Bangka Belitung
52.  Visiting and walking around Bali
53.  Having DSLR camera
54.  Visiting and walking around Sumatra Utara
55.  Visiting and walking around Bandung again
56.  Haviing vacation to Bali with Cintya, Elga, Depoy, Mery, Aulia, Wela
57.  Getting free ticket to go to Dufan
58.  Playing all wahana in Dufan
59.  Going to go to Taman Bunga Nusantara, Bogor
60.  Going around Jakarta by bus way
61.  Be in Bunderan HI in the evening
62.  Walking around Yogyakarta
63.  Having swimming pool
64.  Having 4 bedrooms in my home
65.  Having plants collection
66.  Getting vacation with my family
67.  Having watches collection
68.  Going around Indonesia
69.  Having movie theater room in my home
70.  Having big flat screen to watch like in cinema
71.  Having a park in second floor
72.  Having a game spot for children
73.  Having vegetable tree
74.  Having dills
75.  Having more than one home
76.  Walking around with my close friends in Senior High School
77.  Earning money from Internet
78.  Visiting and walking around Venecia, Italy
79.  Visiting and walking around Bukit Tinggi, West Sumatra
80.  Trying all traditional foods from Indonesia
81.  Walking all place around
82.  Getting health till an old age
83.  Coming and looking directly Eiffel Tower
84.  Coming and trying all game in Disneyland
85.  Having complete make up accessories
86.  Experiencing spring in London or Paris
87.  Getting free to around the world
88.  Visiting and walking around Singapore
89.  Visiting all parks in Jakarta
90.  Graduate from college with good IPK
91.  Visiting and walking around Inggris
92.  Looking directly Big Ben
93.  Looking directly Liberty statue
94.  Looking directly Niagara waterfall
95.  Visiting Nabawi Mosque
96.  Looking directly maple tree, Perancis
97.  Visiting Madame Tussaud
98.  Through Tower Bridge, London
99.  Watching jazz concert
100.               Having car that the color is black

Selasa, 17 Januari 2012

Kerukunan Umat Beragama


Okvianti Prihatin
2SA01
15610270

Kerukunan Umat Beragama

Pengertian Kerukunan Umat Beragama
Yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Umat beragama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama, di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan. Sebagai contoh yaitu dalam mendirikan rumah ibadah harus memperhatikan pertimbangan Ormas keagamaan yang berbadan hokum dan telah terdaftar di pemerintah daerah. Pemeliharaan kerukunan umat beragama baik di tingkat Daerah, Provinsi, maupun Negara pusat merupakan kewajiban seluruh warga Negara beserta instansi pemerinth lainnya. Lingkup ketentraman dan ketertiban termasuk memfalisitasi terwujudnya kerukunan umat beragama, mengkoordinasi kegiatan instnsi vertical, menumbuh kembangkan keharmonisan saling pengertian, saling menghormati, saling percaya diantara umat beragama, bahkan menerbitkan rumah ibadah. Sesuai dengan tingkatannya Forum Krukunan Umat Beragama dibentuk di Provinsi dan Kabupaten. Dengan hubungan yang bersifat konsultatif gengan tugas melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh- tokoh masyarakat, menampung aspirasi Ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat, menyalurkan aspirasi dalam bentuk rekomendasi sebagai bahan kebijakan. Kerukunan antar umat beragama dapat diwujdkan dengan; 1. Saling tenggang rasa, saling menghargai, toleransi antar umat beragama 2. Tidak memaksakan seseorang untuk memeluk agama tertentu 3. Melaksanakan ibadah sesuai agamanya, dan 4. Mematuhi peraturan keagamaan baik dalam Agamanya maupun peraturan Negara atau Pemerintah. Dengan demikian akan dapat tercipta keamanan dan ketertiban antar umat beragama, ketentraman dan kenyamanan di lingkungan masyarakat berbangsa dan bernegara.


Pengertian Kerukunan Umat Beragama Menurut Islam
Kerukunan umat beragama dalam islam yakni Ukhuwah Islamiah. Ukhuah islamiah berasl dari kata dasar Akhu yang berarti saudara, teman, sahabat, Kata Ukhuwah sebagai kata jadian dan mempunyai pengertian atau menjadi kata benda abstrak persaudaraan, persahabatan, dan dapat pula berarti pergaulan. Sedangkan Islaiyah berasal dari kata Islam yang dalam hal ini menjadi atau memberi sifat Ukhuwah, sehingga jika dipadukan antara kata Ukhuwah dan Islamiyah akan berarti persaudaraan islam atau pergaulan menurut islam. Dapat dikatakan bahwa pengertian Ukhuah Islamiyah adalah gambaran tentang hubungan antara orang- orang islam sebagai satu persaudaraan, dimana antara yang satu dengan yang lain seakan akan berada dalam satu ikatan. Ada hadits yang mengatakan bahwa hubungan persahabatan antara sesame islam dalam menjamin Ukhuwah Islamuah yang berarti bahwa antara umat islam itu laksana satu tubuh, apabila sakit salah satu anggota badan itu, maka seluruh badan akan merasakan sakitnya. Dikatakan juga bahwa umat muslim itu bagaikan sutu bangunan yang saling menunjang satu sama lain. Pelaksanaan Ukhuwah Islamiyah menjadi actual, bila dihubungkan dengan masalah solidaritas social. Bagi umat Islam, Ukhuwah Islamiyah adalah suatu yang masyru artinya diperintahkan oleh agama. Kata persatuan, kesatuan, dan solidaritas akan terasa lebih tinggi bobotnya bila disebut dengan Ukhuwah. Apabila bila kata Ukhuwah dirangkaikan dengan kata Islamiyah, maka ia akan menggambarkan satu bentuk dasar yakni Persaudaraan Islam merupakan potensi yang obyektif. Ibadah seperti zakat, sedekah, dan lain-lain mempunyai hubungan konseptual dengan cita ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah itu sendiri bukanlah tujuan, Ukhuwah Islamiyah adalah kesatuan yang menjelmakan kerukunan hidup umat dan bangs, juga untuk kemajuan agama, Negara, dan kemanusiaan. Janganlah bermusuh- musuhan, maka Allah menjinakan antara hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara (QS. Ali Imran: 103) Artinya: Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai dan berselisih sesudah dating keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang0orang yang mendapat siksa yang berat. (QS. Ali Imran 105).

Manfaat Kerukunan Umat Beragama
Umat Beragama Diharapkan Perkuat Kerukunan Jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni berharap dialog antar-umat beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa. "Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara, " katanya dalam Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia untuk Mengantar NKRI di Jakarta, Rabu. Pada pertemuan yang dihadiri tokoh- tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat beragama di Indonesia pada dasarnya telah mengalami banyak kemajuan dalam beberapa dekade terakhir namun beberapa persoalan, baik yang bersifat internal maupun antar-umat beragama, hingga kini masih sering muncul. Menurut dia, kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kerukunan umat beragama tidak bersifat imun melainkan terkait dan terpengaruh dinamika sosial yang terus berkembang. "Karena itu upaya memelihara kerukunan harus dilakukan secara komprehensif, terus- menerus, tidak boleh berhenti," katanya. Dalam hal ini, Maftuh menjelaskan, tokoh dan umat beragama dapat memberikan kontribusi dengan berdialog secara jujur, berkolaborasi dan bersinergi untuk menggalang kekuatan bersama guna mengatasi berbagai masalah sosial termasuk kemiskinan dan kebodohan. Ia juga mengutip perspektif pemikiran Pendeta Viktor Tanja yang menyatakan bahwa misi agama atau dakwah yang kini harus digalakkan adalah misi dengan tujuan meningkatkan sumber daya insani bangsa, baik secara ilmu maupun karakter. "Hal itu kemudian perlu dijadikan sebagai titik temu agenda bersama lintas agama," katanya Mengelola kemajemukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengatakan masyarakat Indonesia memang majemuk dan kemajemukan itu bisa menjadi ancaman serius bagi integrasi bangsa jika tidak dikelola secara baik dan benar. "Kemajemukan adalah realita yang tak dapat dihindari namun itu bukan untuk dihapuskan. Supaya bisa menjadi pemersatu, kemajemukan harus dikelola dengan baik dan benar," katanya. Ia menambahkan, untuk mengelola kemajemukan secara baik dan benar diperlukan dialog berkejujuran guna mengurai permasalahan yang selama ini mengganjal di masing- masing kelompok masyarakat. "Karena mungkin masalah yang selama ini terjadi di antara pemeluk agama terjadi karena tidak sampainya informasi yang benar dari satu pihak ke pihak lain. Terputusnya jalinan informasi antar pemeluk agama dapat menimbulkan prasangka- prasangka yang mengarah pada terbentuknya penilaian negatif," katanya. Senada dengan Ma'ruf , Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr.M.D Situmorang, OFM. Cap mengatakan dialog berkejujuran antar umat beragama merupakan salah satu cara untuk membangun persaudaraan antar- umat beragama. Menurut dia, tema dialog antar-umat beragama sebaiknya bukan mengarah pada masalah theologis, ritus dan cara peribadatan setiap agama melainkan lebih ke masalah- masalah kemanusiaan. "Dalam hal kebangsaan, sebaiknya dialog difokuskan ke moralitas, etika dan nilai spiritual," katanya. Ia juga menambahkan, supaya efektif dialog antar-umat beragama mesti "sepi" dari latar belakang agama yang eksklusif dan kehendak untuk mendominasi pihak lain. "Sebab untuk itu butuh relasi harmonis tanpa apriori, ketakutan dan penilaian yang dimutlakkan. Yang harus dibangun adalah persaudaraan yang saling menghargai tanpa kehendak untuk mendominasi dan eksklusif," katanya. Menurut Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Budi S Tanuwibowo, agenda agama- agama ke depan sebaiknya difokuskan untuk menjawab tiga persoalan besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal dan eksternal umat beragama yakni rasa saling percaya, kesejahteraan bersama dan penciptaan rasa aman bagi masyarakat. "Energi dan militansi agama seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan tiga hal mulia itu," demikian Budi S Tanuwibowo.
Dalam tahun-tahun belakangan ini semakin banyak didiskusikan mengenai kerukunan hidup beragama. Diskusi-diskusi ini sangat penting, bersamaan dengan berkembangnya sentimen-sentimen keagamaan, yang setidak-tidaknya telah menantang pemikiran teologi kerukunan hidup beragama itu sendiri, khususnya untuk membangun masa depan hubungan antaragama yang lebih baik--lebih terbuka, adil dan demokratis. Kita semua tahu, bahwa masalah hubungan antaragama di Indonesia belakangan ini memang sangat kompleks. Banyak kepentingan ekonomi, sosial dan politik yang mewarnai ketegangan tersebut. Belum lagi agama sering dijadikan alat pemecah belah atau disintegrasi, karena adanya konflik- konflik di tingkat elite dan militer. Tulisan ini tidak akan membahas latar-belakang ekonomi, sosial, dan politik dari kehidupan antaragama di Indonesia belakangan ini--yang memang sudah banyak dianalisis-- tetapi justru ingin kembali ke pertanyaan dasar: Adakah dasar teologis yang diperlukan untuk suatu basis kerukunan hidup beragama? Pertanyaan ini penting, karena selama ini teologi dianggap sebagai ilmu dogmatis, karena menyangkut masalah akidah, sehingga itu tidaklah perlu dibicarakan-- apalagi dalam hal antaragama. Sehingga terkesan teologi sebagai ilmu yang tertutup, dan menghasilkan masyarakat beragama yang tertutup. Padahal iklim masyarakat global dan pascamodern dewasa ini lebih bersifat terbuka dan pluralistis. Eksklusif atau Pluralis? Memang, dalam sejarah telah lama berkembang doktrin mengenai eksklusivitas agama sendiri: Bahwa agama sayalah yang paling benar, agama lain sesat dan menyesatkan. Pandangan semacam ini masih sangat kental, bahkan sampai sekarang, seperti termuat dalam tidak hanya buku-buku polemis, tetapi juga buku ilmiah. Rumusan dari Ajith Fernando, teolog kontemporer misalnya masih menarik untuk diungkapkan di sini. Katanya "Other religions are false paths, that mislead their followers" (Agama lain adalah jalan sesat, dan menyesatkan pengikutnya). Ungkapan Ajith Fernando ini memang sangat keras dan langsung tergambar segi keesklusivitasannya. Dan yang menjadikan kita kaget adalah Kitab Suci ternyata dianggapnya membenarkan hal tersebut. Pandangan eksklusif seperti itu memang bisa dilegitimasikan--atau tepatnya dicarikan legitimasinya-- lewat Kitab Suci. Tetapi itu bukan satu-satunya kemungkinan. Sebagai contoh, dalam tradisi Katolik, sejak Konsili Vatikan II (1965), sudah jelaslah bahwa pandangan menjadi sangat terbuka ke arah adanya kebenaran dan keselamatan dalam agama-agama non-Kristiani. Karl Rahner, teolog besar yang menafsirkan Konsili Vatikan II, merumuskan teologi inklusifnya yang begitu terbuka, kira-kira dengan mengatakan. "Other religions are implicit forms of our own religion" (Agama lain adalah bentuk-bentuk implisit dari agama kita). Tulisan Karl Rahner mengenai ini dibahas dalam bab "Christianity and the Non-Chrisitian Religions" dan "Observations on the Problem of the 'anonymous Christian'," dalam bukunya Theological Investigations, vol. 5 dan 14. Dalam pemikiran Islam, masalah ini juga terjadi secara ekspresif. Walaupun dalam Islam sejak awal sudah ada konsep "Ahl al- Kitab" (Ahli Kitab) yang memberi kedudukan kurang lebih setara pada kelompok non-muslim, dan ini dibenarkan oleh Alquran sendiri, tetapi selalu saja ada interpretation away-- yaitu suatu cara penafsiran yang pada akhirnya menafsirkan sesuatu yang tidak sesuai lagi dengan bunyi tekstual Kitab Suci, sehingga ayat yang inklusif misalnya malah dibaca secara eksklusif. Perspektif Baru Kembali pada teologi eksklusif di atas, begitulah, kita baik kaum Muslim maupun umat Kristen telah mewarisi begitu mendalam teologi eksklusif yang rumusan inti ajarannya adalah--seperti ditulis oleh filsuf agama terkemuka Alvin Plantiga--" the tenets of one religions are in fact true; any propositions that are incompatible with these tenets are false" atau John Hick, "The exclusivivits think that their description of God is the true description and the others are mistaken insofar they differ from it." Karena pandangan tersebut, maka mereka menganggap bahwa hanya ada satu jalan keselamatan: yaitu agama mereka sendiri. Pandangan ini jelas mempunyai kecenderungan fanatik, dogmatis, dan otoriter!!! Oleh karena itulah diperlukan suatu perspektif baru dalam melihat "Apa yang dipikirkan oleh suatu agama, mengenai agama lain dibandingkan dengan agama sendiri" Perspektif ini akan menentukan apakah seorang beragama itu menganut suatu paham keberagamaan yang eksklusif, inklusif atau pluralis. Apakah ia seorang yang terbuka atau otoriter? Menganut suatu teologi eksklusif dalam beragama bukan hal yang sulit. Karena secara umum, sepanjang sejarah sebenarnya kebanyakan orang beragama secara eksklusif. Kalau ukurannya adalah Konsili Vatikal II, maka baru sejak 1965 lah secara resmi ada usaha- usaha global untuk memulai perkembangan teologi ke arah yang inklusif. Dan baru belakangan ini saja berkembang teologi yang lebih pluralis--yang lebih merentangkan inklusivitas ke arah pluralis dengan menekankan lebih luas sisi yang disebut paralelisme dalam agama- agama--yang digali lewat kajian teologi agama-agama . Teologi pluralis melihat agama- agama lain dibanding dengan agama-agama sendiri, dalam rumusan: Other religions are equally valid ways to the same truth (John Hick); Other religions speak of different but equally valid truths (John B Cobb Jr); Each religion expresses an important part of the truth (Raimundo Panikkar); atau setiap agama sebenarnya mengekspresikan adanya The One in the many (Sayyed Hossein Nasr). Di sini jelas teologi pluralis menolak paham eksklusivisme, sebab dalam eksklusivisme itu ada kecenderungan opresif terhadap agama lain. Teologi Agama-Agama Di antara perkembangan baru mengenai teologi pluralis ini, sekarang berkembang suatu cabang ilmu yang disebut teologi agama- agama (theology of religions). Kita perlu memperhatikan perkembangan baru ini, karena dalam teologi ini termuat suatu pijakan modern dalam membangun kerukunan hidup beragama: Suatu pijakan yang berangkat dari kesadaran pentingnya memperhatikan pluralitas dari dalam teologi itu sendiri. Dewasa ini penerimaan atas pluralisme tidak bisa hanya didasarkan atas kesadaran bahwa kita ini adalah bangsa yang majemuk dari segala segi SARA-nya, sebab kalau ini pijakannya, maka kita sebenarnya berangkat dari kenyataan sosial yang terfragmentasi (terpecah-pecah )-- yang karena itu diperlukan pluralisme sebagai cara untuk menghindari kefanatikan, jadi fungsinya hanya sebagai a negative good. Padahal kebutuhan sekarang bukan hanya karena fakta sosiologis saja, tapi bisakah paham pluralisme itu dibangun karena begitulah faktanya mengenai Kebenaran Agama, bukan hanya karena fakta sosialnya! Pluralisme adalah bagian dari-- seperti sering dikatakan Prof Dr Nurcholish Madjid- -"pertalian sejati kebinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban (genuine engagement of diversities within the bonds of civility). Nah, persis sejalan dengan kebutuhan itu, teologi agama- agama bisa menjelaskan alasan teologisnya mengapa suatu agama perlu masuk dalam dialog antar- agama, yang didalamnya akan didalami bersama partner dialog, "a new depths of understanding of God's saving ways" . Di sini teologi agama-agama akan mempersiapkan komunitas beragama dalam kepemimpinan teologis dalam memasuki dialog antaragama itu. Ini penting sebab sekarang diyakini diktum: Those who know only their own religion, know mone. Those who are not decisively committed to one faith, know no others. To be religious today is to be interreligious! Jika diktum ini sudah diterima, akan lebih mudahlah memasuki dialog antaragama dan selanjutnya segi teologisnya, yang dari sini pemerkayaan iman akan sangat dimungkinkan. Usaha-usaha besar pencarian "Etika Global" dari agama-agama yang populer sejak Sidang Parlemen Agama-agama (1993), menurut saya akan jauh lebih mendasar jika berangkat dari dialog teologis, yang meneguhkan sikap paralelisme itu--yang mengekspresikan kesadaran "Satu Tuhan, dalam banyak jalan" . Saya ingin menutup artikel ini dengan kutipan dari ajaran Sufi. Para sufi tidak saja menegaskan kesatuan wahyu, tetapi juga menganggap diri mereka sendiri sebagai pelindung Islam dan pelindung agama-agama lain. Pemimpin Sufi seperti Jalal al-Din Rumi, misalnya melukiskan pandangan pluralisnya dengan menggunakan gambaran berikut. "Meskipun ada bermacam- macam agama, tujuannya adalah satu. Apakah Anda tidak tahu bahwa ada banyak jalan menuju ka'bah?. ..OLeh karena itu apabila yang Anda pertimbangkan adalah jalannya maka sangat beraneka ragam dan sangat tidak terbatas jumlahnya; tetapi apabila yang Anda perimbangkan adalah tujuannya, maka semuanya terarah hanya pada satu tujuan. " Akhirnya dalam spirit kesatuan inilah, kita menghargai keberbedaan. Perbedaan agama- agama ini harus dikenal dan diolah lebih lanjut, karena perbedaan ini secara potensial bernilai dan penting bagi setiap orang beragama dalam pemerkayaan imannya.
Referensi
www.scribd.com /.../ Makalah- Kerukunan-Antar -Umat- Beragama - Tembolok - Mirip
dezhi-myblogger.blogspot.com/2011/05/pengertian-kerukunan-umat-beragama.html

Minggu, 27 November 2011

Okvianti Prihatin
2 SA 01
15610270

Ungkap Aktor Utama Korupsi Wisma Atlet Ilham Khoiri | Agus Mulyadi | Dibaca : "2787" kali Selasa, 13 September 2011 | 21:51 PMJAKARTA, KOMPAS.com —Koordinator Komite Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi untuk Kasus Nazaruddin (KPK2N) Adhie M Massardi, di Jakarta, Selasa (13/9 /2011), mendesak agar proses hukum atas kasus suap dalam proyek pembangunan wisma atlet SEA Games 2011 jangan hanya berhenti pada mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta terus mengembangkan dan mengusut jaringan kasus korupsi ini hingga menjangkau aktor-aktor utamanya. Desakan itu disampaikan terkait dengan perkembangan kasus suap wisma atlet yang masih menjerat aktor-aktor menengah, terutama yang tertangkap tangan. Proses hukum baru menjangkau Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah (DGI) Mohamad El Idris, dan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Wafid Muharam. Adhie M Massardi menilai, selama ini KPK masih terlalu fokus pada aktor-aktor menengah. Aktor paling tinggi yang dijerat masih sebatas Muhammad Nazaruddin, yang juga mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrat. Padahal, kasus ini merupakan korupsi politik yang melibatkan jaringan luas dengan aktor-aktor elite. "KPK semestinya mengembangkan jaringan kasus ini dengan menelusuri aliran dana korupsi itu. Jangan terlalu asyik pada Nazaruddin saja, jangkau juga aktor-aktor lain dari elite," kata Adhie, yang juga menjadi koordinator Gerakan Indonesia Bersih.Pemerintah Tercoreng Korupsi sampai Masalah Pribadi Sandro Gatra | Laksono Hari W | Dibaca : "6201" kali Minggu, 18 September 2011 | 14:56 PMJAKARTA, KOMPAS.com —Merosotnya kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono hingga hanya 37,7 persen menyatakan puas diakibatkan lima masalah di Kabinet Indonesia Bersatu II. Lima masalah itu merupakan kesimpulan hasil survei terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada 5-10 September 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden 1.200 orang. Peneliti LSI, Adjie Alfaraby, mengatakan bahwa masalah pertama adalah isu korupsi di dua kementerian, yakni Kementerian Pemuda dan Olaraga serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kasus itu kini ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi. Isu korupsi di dua kementerian itu, kata Adjie, memberikan daya rusak paling besar bagi kabinet. Hal ini disebabkan Presiden kerap mendengungkan memimpin sendiri perang terhadap korupsi. "Ternyata korupsi terjadi di 'rumahnya' sendiri. Satu dari kementerian itu justru dipimpin oleh tokoh dari partainya sendiri, bahkan pernah menjadi juru bicaranya sendiri (Andi Mallarangeng)," kata Adjie saat memaparkan hasil survei di Kantor LSI, Minggu (18/9 /2011). Masalah kedua adalah kebijakan negatif di kementerian, seperti ESDM dengan isu banyaknya tabung gas meledak yang menewaskan banyak warga. Di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, masalah dipancungnya Ruyati, tenaga kerja Indonesia di Arab, menjadi faktor paling berpengaruh dalam survei tersebut. Pemerintah dianggap kurang melindungi TKI. Masalah pemberian remisi kepada koruptor di Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian Agama yang kurang melindungi warga minoritas, termasuk Ahmadiyah, juga melemahkan citra pemerintah. "Isu negatif itu dianggap sebagai keteledoran atau ketidakpatutan menteri," kata Adjie. Masalah ketiga adalah penilaian cacat moral terhadap tiga menteri. Pertama, Menteri Perhubungan Freddy Numeri terkait tuduhan selingkuh dengan wartawati. Kedua, Menteri ESDM Darwin Zahedy terkait tuduhan selingkuh dengan sekretaris pribadi berinisial "D" . Ketiga, Menteri Perumahan Suharso Monoarfa terkait gugatan cerai oleh istrinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. "Jika komitmen dengan istri saja dilanggar, bagaimana Pak Menteri bisa tidak melanggar komitmennya dengan rakyat banyak yang tak punya hubungan istimewa dengan Pak Menteri," kata Adjie mengutip pernyataan responden. Masalah keempat adalah kinerja dua menteri. Pertama, Menteri Pertanian Suswono terkait harga sembako yang semakin sulit dijangkau. Kedua, Menteri Perumahan Suharso Monoarfa terkait sulitnya mendapat rumah layak huni. Masalah terakhir adalah masalah kesehatan menteri. Publik menyoroti dua menteri, yakni Menteri Kesehatan Endang Rahayu yang diisukan terkena kanker paru-paru dan Menteri BUMN Mustafa Abubakar yang diisukan terkena serangan jantung. "Menteri yang sakit sulit bekerja maksimal. Pekerjaan yang berat akan mengganggu menteri yang sakit," ujar Adjie mengutip pernyataan responden.Korupsi Nazaruddin di Mana-mana Khaerudin | Agus Mulyadi | Dibaca : "16380" kali Senin, 15 Agustus 2011 | 23:04 PMJAKARTA, KOMPAS.com —Komisi Pemberantasan Korupsi resminya kini memang hanya menyidik kasus suap kepada Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharram, terkait pembangunan wisma atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. Pada kasus ini, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, menjadi tersangka. Namun hasil pengembangan kasus ini, dari penggeledahan di rumah dan kantor Nazaruddin, hasilnya luar biasa. Nazaruddin diduga korupsi di mana- mana. Juru Bicara KPK Johan Budi, kepada Kompas di Jakarta, Senin (15/8/ 2011), menuturkan, kasus yang resmi menjadikan Nazaruddin sebagai tersangka memang baru kasus suap Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora). Akan tetapi, KPK telah siap menjerat Nazaruddin dengan kasus korupsi lainnya. KPK, lanjut Johan, saat ini tengah melakukan penyelidikan dugaan korupsi di beberapa kementerian yang diduga melibatkan Nazaruddin. Penyelidikan dilakukan setelah KPK menemukan berkoli-koli dokumen di rumah dan kantor Nazaruddin saat digeledah. "Kemarin data itu kami peroleh setelah penggeledahan di kantornya. Kan banyak, berkoli-koli dokumen. Selain itu, ada juga laporan masyarakat," kata Johan. Ia menuturkan, saat ini dua kasus korupsi yang diduga melibatkan Nazaruddin dan telah diselidiki KPK ada di Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Nasional. Di dua kementerian ini, lanjut Johan, Nazaruddin diduga terlibat dalam dugaan korupsi dalam pengadaan barang yang dibiayai dengan anggaran pendapatan dan belanja negara. Belum diketahui secara persis berapa nilai proyek yang diduga dikorupsi Nazaruddin. Johan membeberkan, nilai proyek di dua kementerian itu mencapai lebih dari Rp 2 triliun.KOMPAS: Parpol Tersandera Korupsi. (Kecuali PKS?) Published On Monday, May 16, 2011 By admin. Under: Berita.KOMPAS hari ini (Senin 16/5/ 11) menurunkan berita headline dengan judul “Parpol Tersandera Korupsi”. “Partai politik saat ini tersandera kasus-kasus korupsi anggotanya yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Praktik saling sandera itu merupakan gaya politik Orde Baru yang bertujuan mengganggu parpol pesaing, terutama dalam persiapan Pemilu 2014. Parpol pun disibukkan oleh penyelamatan citra, melupakan kepentingan rakyat.” Demikian paragaraf awal headline KOMPAS. Secara jelas headline ini dilengkapi dengan gambar (tabel) tentang kasus2 korupsi yg melanda parpol. Disebutlah Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PAN, PPP, PKB, PBR, PBB, dengan sederet kasus yang melandanya. Sebagai rakyat kita prihatin dengan kondisi ini. Namun dalam ‘gelap pekat’ kasus korupsi yang melanda itu, ada secerah harapan: KOMPAS tidak menyebut PKS didalamnya. Aleg-aleg PKS dianggap KOMPAS memiliki jejak track record BERSIH, BEBAS KASUS KORUPSI. Alhamdulillah, mudah-mudahan ini menjadi ibroh kita semua (khususnya) bagi aleg-aleg PKS baik di tingkat DPR pusat maupun DPRD di pelosok nusantara untuk tetap menjaga PARTAI PUTIH ini TETAP BERSIH. Buktikan bahwa ‘Harapan itu masih ada’. Ini juga menjadi warning bagi kita semua, jangan sekali- kali ‘bermain-main ’ dengan amanah dakwah. Kami yang di lapisan bawah hanya bisa berharap sambil terus berdoa agar para aleg-aleg PKS dijaga Allah, dimudahkan dan diberi kekuatan olehNYA untuk mengemban amanah, yang bukan hanya akan ditanyakan konstituen tapi yang lebih dahsyat, amanah itu harus dipertanggungjawabkan di Mahkamah Ilahi.***Demokrat (Pernah) Katakan Tidak pada Korupsi | Heru Margianto | Dibaca : "37491" kali Kamis, 7 Juli 2011 | 11:41 AMKOMPAS.com —Masih ingat cuplikan kalimat di atas? Beberapa waktu lalu, Partai Demokrat pernah membuat iklan soal korupsi. Bintang iklannya antara lain Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono yang tak lain adalah putra bungsu Ketua Dewan Pembinan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Iklan yang bertajuk "Katakan Tidak pada Korupsi" tersebut ditayangkan di sejumlah televisi nasional. Dikampanyekan, Partai Demokrat bersama SBY terus melawan korupsi tanpa pandang bulu. Iklan itu masih lekat dalam ingatan kita ketika satu persatu politisi Partai Demokrat muncul dalam pemberitaan media terlibat dalam praktik korupsi. Menurut catatan Kompas.

Nama:Okvianti PrihatinKelas:2 SA 01NPM:15610270“Kesetiakawanan”Kesetiakawanan Sosial atau rasa solidaritas sosial adalah merupakan potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa oleh karena itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nurani bangsa Indonesia yang tereplikasi dari sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing- masing warga masyarakat dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan. Oleh karena itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nilai Dasar Kesejahteraan Sosial, modal sosial (Social Capital) yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk bernegara yaitu Masyarakat Sejahtera. Sebagai nilai dasar kesejahteraan sosial, kesetiakawanan sosial harus terus direvitalisasi sesuai dengan kondisi aktual bangsa dan diimplementasikan dalam wujud nyata dalam kehidupan kita. Kesetiakawanan sosial merupakan nilai yang bermakna bagi setiap bangsa. Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia pada hakekatnya telah ada sejak jaman nenek moyang kita jauh sebelum negara ini berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka yang kemudian dikenal sebagai bangsa Indonesia. Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial tersebut dalam perjalanan kehidupan bangsa kita telah teruji dalam berbagai peristiwa sejarah, dengan puncak manifestasinya terwujud dalam tindak dan sikap berdasarkan rasa kebersamaan dari seluruh bangsa Indonesia pada saat menghadapi ancaman dari penjajah yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan berkat semangat kesetiakawanan sosial yang tinggi. Oleh karena itu, semangat kesetiakawanan sosial harus senantiasa ditanamkan, ditingkatkan dan dikukuhkan melalui berbagai kegiatan termasuk peringatan HKSN setiap tahunnya. HKSN yang kita peringati merupakan ungkapan rasa syukur dan hormat atas keberhasilan seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman bangsa lain yang ingin menjajah kembali bangsa kita. Peringatan HKSN yang kita laksanakan setiap tanggal 20 Desember juga merupakan upaya untuk mengenang kembali, menghayati dan meneladani semangat nilai persatuan dan kesatuan, nilai kegotong-royongan, nilai kebersamaan, dan nilai kekeluargaan seluruh rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Saat ini kita tidak lagi melakukan perjuangan secara fisik untuk mengusir penjajah, namun yang kita hadapi sekarang adalah peperangan menghadapi berbagai permasalahan sosial yang menimpa bangsa Indonesia seperti kemiskinan, keterlantaran, kesenjangan sosial, konflik SARA di beberapa daerah, bencana alam (gempa bumi, gunung meletus, tsunami, kekeringan, dll), serta ketidakadilan dan masalah- masalah lainnya. Sesuai tuntutan saat ini, dengan memperhatikan potensi dan kemampuan bangsa kita, maka peringatan HKSN ini yang merupakan pengejewantahan dari realisasi konkrit semangat kesetiakawanan sosial masyarakat. Dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai dukungan dan peran aktif dari seluruh komponen/ elemen bangsa, bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja melainkan tanggung jawab bersama secara kolektif seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, makna nilai kesetiakawanan sosial sebagai sikap dan perilaku masyarakat dikaitkan dengan peringatan HKSN ditujukan pada upaya membantu dan memecahkan berbagai permasalahan sosial bangsa dengan cara mendayagunakan peran aktif masyarakat secara luas, terorganisir dan berkelanjutan. Dengan demikian kesetiakawanan sosial masih akan tumbuh dan melekat dalam diri bangsa Indonesia yang dilandasi oleh nilai-nilai kemerdekaan, nilai kepahlawanan dan nilai-nilai kesetiakawanan itu sendiri dalam wawasan kebangsaan mewujudkan kebersamaan : hidup sejahtera, mati masuk surga, bersama membangun bangsa. KESETIAKAWANAN SOSIAL SEBAGAI GERAKAN NASIONAL Peringatan HKSN menjadi momentum yang sangat strategis sebagai upaya untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kesetiakawanan sosial sebagai suatu gerakan nasional sesuai dengan kondisi dan tantangan jaman, kesetiakawanan sosial yang menembus baik lintas golongan dan paradaban maupun lintas SARA harus terus menggelora terimplementasi sepanjang masa, dengan demikian akan berwujud ”There is No Day Whithout Solidarity” (tiada hari tanpa kesetiakawanan sosial), kesetiakawanan sosial tidak berhenti pada harinya HKSN yang diperingati setiap tanggal 20 Desember di Tingkat Pusat, Provinsi dan Kab/Kota serta oleh seluruh lapisan masyarakat berkelanjutan selamanya dan sepanjang masa. Kesetiakawanansosial sebagai pengejewantahan dari sikap, perilaku dan jati diri bangsa Indonesia akan dapat menjadi modal yang besar dalam mengatasi berbagai permasalahan sosial yang dihadapi bangsa ini secara bertahap untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh tanah air, apabila nilai kemerdekaan, nilai kepahlawanan dan nilai kesetiakawanan itu melekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk menindaklanjuti Gerakan Nasional Kesetiakawanan Sosial, jejaring kerja, kolaborasi dengan seluruh komponen bangsa dalam hal ini masyarakat dan dunia usaha yang setara diartikannya.Kesetiakawanan sosial mengandung aspek-aspek solidaritas, tenggang rasa, empati dan bukan sebaliknya tak acuh, masa bodoh dengan orang lain, atau egois. Nilai kesetiakawanan sosial tercermin dari sikap mental yang dimiliki seseorang atau suatu komunitas, peka terhadap lingkungan sosialnya sehingga mendorong untuk peduli melakukan perbuatan bagi kepentingan lingkungan sosialnya tersebut. Esensi kesetiakawanan sosial adalah memberikan yang terbaik bagi orang lain. Tak terkecuali bagi organisasi, lembaga publik, sosial, ekonomi, pendidikan maupun dunia usaha yang dalam gerak kegiatannya membutuhkan dukungan dari masyarakat. Tiada hari tanpa Kesetiakawanan Sosial itulah harapan kita semua, suatu bangsa akan semakin unggul apabila masyarakatnya punya rasa kepedulian dan persaudaraan yang tinggi dalam mempererat tali persaudaraan. Dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kesetiakawanan sosial mengandung makna yang berdimensi luas, seluas cakupan permasalahan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yaitu kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bingkai NKRI.Peringatan HKSN menjadi momentum yang sangat strategis sebagai upaya untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kesetiakawanan sosial sebagai suatu gerakan nasional sesuai dengan kondisi dan tantangan jaman, kesetiakawanan sosial yang menembus lintas suku, agama, ras dan antargolongan harus terus digelorakan sepanjang masa, dengan demikian akan berwujud "There is No Day Whithout Solidarity" (tiada hari tanpa kesetiakawanan sosial). Kesetiakawanan sosial tidak berhenti pada seremoni HKSN yang diperingati setiap tanggal 20 Desember tapi harus tetap diwujudkan setiap hari oleh seluruh lapisan masyarakat secara berkelanjutan selamanya.Kesetiakawanan Sosial Versus Masyarakat KonsumtifDi mata dunia, bangsa kita sudah lama dikenal sebagai bangsa yang memiliki peradaban tinggi dengan entitas kesetiakawanan sosial yang kental, tidak tega melihat sesamanya menderita. Kalau toh menderita, “harus” dirasakan bersama dengan tingkat kesadaran nurani yang tulus, bukan sesuatu yang dipaksakan dan direkayasa. Merasa senasib sepenanggungan dalam naungan “payung” kebesaran” religi, kemanusiaan , persatuan, demokrasi, dan keadilan. ltulah yang membuat bangsa lain menaruh hormat dan respek. Peristiwa 49 tahun yang lalu, benar- benar menjadi sebuah catatan sejarah yang tak pernah jenuh dibaca dan ditafsirkan. Dengan semangat “Tat twan Asi” (Aku adalah Engkau) , rasa setia kawan menjelma dan bernaung turba dalam dada bangsa kita, sehingga mampu merebut kembali kemerdekaan dari keserakahan kaum penjajah. Ketika baru saja berhasil menumpas Pemberontakan PKI Madiun, secara mendadak Belanda melancarkun aksi militernya yang kedua, 19 Desember 1945. Dengan taktik “perang kilat”, Belanda melancarkan serangan di semua front wilayah Republik Indonesia. Pangkalan Maguwo Yogyakarta menjadi basis serangan hingga akhirnya berhasil menduduki ibukota Yogyakarta. Prajurit RI bergerak mundur dengan siasat gerilya. Jenderal Soedirman sebagai pemegang komando tak henti- hentinya memberikan “suntikan” dan kekuatan batin kepada seluruh rakyat dan prajurit RI. Dengan semangat setia kawan yang tinggi, seluruh rakyat dan prajurit kita terus berjuang, bahu- membahu, saling rangkul, dan saling berkorban dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Dalam situasi yang sulit dan tidak menentu, akhirnya secara bertahap bangsa kita mampu membuktikan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih eksis. Dan puncaknya terjadi ketika terjadi Serangan Umum 1 Marei 1949 di bawah pimpinan Komandan Brigade X, l.etkol Soeharto (mantan Presiden Rl) yang berhasi

Minggu, 09 Oktober 2011

Basic Social Science


Basic Social Science

Meaning
Basic Sosial Science is knowledge that analyze about sosial’s problems, especially Indonesia’s problems. It has a main theme, that is interrelationship between human and surroundings. We use some theories by that very fact and consept that from pedagogist on social sciences area, example Sosial Geography, Sociology, Social Anthropology, Politist, Economic, Social Phsycology, and History.
Basic Social Science is an effort that can give general knowledge and basic knowledge about consepts that amendable to complete social’s event in order to get know moral value, perception, and intelectual activity of students in face of social’s area could improved. So that, the sensitivity of students on social’s area are bigger.
To know every social’s problems, we must identify the facts of social’s problems and get to know all of the social’s consept, so that this lesson, Basic Sosial Science distinguishable in three class, there are some problems that need an attention are :
1.      Some facts, that is social’s problems that could finished together.
2.      There’s a varity of group and other social’s unit on society, all of them have importance necessity, types of thought and types of their own rol, but also many similarity of importance necessity, types of thought and types of their own rol that bringing on conflicts or a relation of a friend of court and collaboration on our society.

Purpose of  Basic Social Science
Foster an intellectual activity conception and personality of students to get more extensive of intellectual activity and kinds of personality that expect of attitude students, especially related to attitudes and human roles in face of others on both sides.

Topical Subject of Basic Social Science
1.      The Meaning, back ground, and all about arrangement.
2.      Glance about Social Sciences, and  Basic Social Science.
3.      Dwellers, society, and cultural.
4.      Individual, relation, and society.
5.      Young man, socialisation, and role of young man on national development.
6.      Role of knowledge on development.
7.      Citizen and country.
8.      Country social veneering and similarity of degree.
9.      Village, country dwellers, and veneering of country.
10.  City, city dwellers, and veneering of city.
11.  Social conflicts.
12.  Social integration and national integration.
13.  Veneering and social change.
14.  Science, technology, and proverty.

The difference of Basic Social Science and Social Science
Both Basic Social Science and Social Science have similarities and differences.
The similarity :
a.       Both of them are object of important study to knowledge program.
b.      Both of them aren’t about dicipline of science that can stand-alone.
c.       Both of them have an item that consist of social fact and social problem.

The difference :
a.       Basic Social Science was gave in the College, social science was gave in elementary school and contuation.
b.       Basic Social Science is singular lesson whereas social science is a group of lesson amount.
c.       Basic Social Science is directed to form of attitude and personality, whereas social science is directed to form of knowledge and intellectual skill.

Programme Learning of Basic Social Science
1.      Social facts on the society, that is our social problems.
2.      Social concepts or the meanings of social facts measured up by basic concepts or only component that much needed to learn social problems that was studied in Social Science.


Kamis, 23 Juni 2011

Drama Pariwisata

Name : Okvianti Prihatin
Class  : 1 SA 02
NPM  : 15610270


There are three English Literature from Indonesia go to London, England for their study tour. They plan to visit three famous places in England such as Madame Tussaud Museum, Buckingham Palace, and London Eye. Firstly, they’ll visit Madame Tussaud Museum that It’s located in Marylebone Road. They go there by bus and they pay 4 pound sterling for the bus cost.

          At Madame Tussaud Museum…

Cintya : “Hei…! Look. We’re already arrived.”
Aulia : “Yup. What a big museum…!”
Mery : “Let’s go inside. I can’t wait.”

          They’re entering to the museum after paying the ticket.

Aulia : “Hei… there’s a wax statue of Queen Elizabeth and Prince Philip.”
Mery : “Take my photo with them please.”

          When they want to take a picture, one of them nudge with the elbow a citizen of London.

Cintya : “Oh, pardon me.”
Devi : “No problem. You’re foreign tourist, aren’t you?”
Mery : “Yes, we’re student of English from Indonesia. I’m Mery, let me introduce my friends to you. This is Cintya and this is Aulia.
Devi : “Hey… I’m Natalie. I’m British people. Do you need a guide?”
Aulia : “Oh yes, we need. Thanks for helping.”
Devi : “This museum established in 1845. It built by a France woman named Marie Grosholz.”
Cintya : “Then, why does the name of this museum become Madame Tussaud?”
Devi : “Because Marie married a man named François Tussaud, so she well-known as Madame Tussaud.”
Mery : “Oh I see… how many statues in this wax museum…?”
Devi : “It’s about 200 wax statues here.”
Aulia : “There’s a wax statue of Tom Cruise isn’t it? I love him so much.”
Devi : “Yes, you’re right. There are so much wax statue of Politicians, Historians, Musicians, Athlete and Stars.”
Cintya : “And the Royal Family right?”
Mery : “Yes, let’s take some pictures with the Royal Families.”

          They walk around the museum and sometimes take some pictures with many famous wax statues i.e. Jackie Chan, Julia Roberts, Bill Clinton, Nelson Mandela, etc.

Mery : “Look! That’s David Beckham; he looks real, very handsome with his England National team Uniform.”
Devi : “Yeah… the replica is made based on the real body shape of person.”
Aulia : “Great…” The replica of Barack Obama looks real.”
Cintya : “I’m so glad because I can come here. Thanks for your explaining, Natalie.”

          Finally, they arrive at exit door of museum. In there, they must pay every photo that they take by 2 pound.

Aulia : “Thank you very much, Natalie. Nice to meet you.”
Devi : “Nice to meet you too. See you next time.”
Cintya : “See you…”

          Now, they will visit Buckingham Palace. The palace where Princess Elizabeth Live. They go to there by bus ticket that they’ve bought because in London one bus ticket for one day gets in every bus there. In Buckingham Palace…

Mery : “Buckingham palace is very beautiful.”
Aulia : “Yes, besides a lot of tourist come here.”

          Suddenly, Mery and Aulia look Cintya is talking with a woman who looks like a citizen of London.

Cintya : “Excuse me; can we enter to Buckingham Palace?”
Wela : “No we can’t. We can only see from outside the hence.”

          Mery and Aulia look at Cintya and the Girl. Then approach them.

Aulia : “Hey Cin, what are you doing here?”
Cintya : “Oh… I am asking her whether we can enter or not”
Wela : “Are you all Asian people?”
Mery : “Yes, we are English literature Student from Indonesia. I’m Mery.”
Wela : “I’m Alice. I’m British people. And you?”
Aulia : “I’m Aulia.”
Cintya : “I’m Cintya. Nice to meet you.”
Wela : “Nice to meet you too. By the way do you like Buckingham Palace?”
Aulia : “Of course. We like Buckingham Palace and we also like Royal Family.”
Wela : “They are very popular here and Queen Elizabeth lives inside the Buckingham Palace.”
Mery : “Why can’t enter to Buckingham Palace?”
Wela : “It’s because to keep their privacy and we don’t know, maybe one of the tourist who come here is tourist or infiltrator.”
Cintya : “Besides as queen’s palace, Buckingham palace is also used for?”
Wela : “For many important royal events such as Royal Wedding and to greet important guests.”
Mery : “Very interesting. In Indonesia we also have state palace, but not as popular as this palace.”
Wela : “Oh… I see, this palace also becomes centre for British people.”
Aulia : “Where does another prince live?”
Wela : “They live in some palace such as Hampton Court and Clarence House.”
Cintya : “Wow… very cool. Do you know the most interesting place in London?”
Wela : “Of course. You must go to London Eye and try it!”
Aulia : “Can you accompany us to go there?”
Wela : “My pleasure.”
Mery : “Do we go there by bus again?”
Wela : “Yes, the ticket that you’ve bought for one full day.”
Cintya : “Let’s go.”

          Finally, the three English Literature Students and a citizen of London go to London Eye that also called Millennium Wheel where place in river Themes front. Their trip in London is very please. Then, they end the trip and gather breath in Saint Georges Hotel.
The End